Tarian Mandau Kalimantan Tengah

Tarian Mandau Kalimantan Tengah
Tarian Mandau Kalimantan Tengah

Jumat, 27 Januari 2012

Proses Finishing


Tiga Bulan Lagi, RTG Pelabuhan Bagendang Oprasional 


SAMPIT-Pemasangan alat Rubber Tyred Gantry (RTG) di pelabuhan Bagendang Sampit sudah dalam proses finishing. Bahkan alat yang berfungsi sebagai pengangkat bongkar muat Peti Kemas tersebut diprediksi akan beroprasi pada April 2012 mendatang.  


Manager Tekhik Fitryadi menyatakan bahwa pihaknya saat ini sudah melakukan proses finising terhadap RTG di Pelabuhan Bagendang. “Ya untuk pemasangan RTG sudah dalam finishing akhir, kemudian tinggal menyempurnakan beberapa alat saja,”kata Fitryadi kepada Kalteng Pos, Jumat (27/1) pagi.


“Jadi, proyek yang berasal dari kantor pusat ini berjalannya kemungkinan tiga bulan lagi, tepatnya pada bulan April mendatang, itupun kalau  tidak ada kendala. Yang pasti kalau dari kontraknya proyek ini memang selesai pada April nanti,”ucap Fitryadi.


Ditambahkan Fitryadi, mengenai pemasangan alat RTG di  Sampit merupakan kali pertama, sedangkan untuk alatnya sendiri langsung dari Oman. Jadi sebelum sampai ke Pelabuhan Bagendang Sampit RTG terlebih dahulu dilakukan pengecekan mulai dari Kantor pusat sampai Banjarmasin (Kalsel) setelah itu baru disempurnakan di Sampit.


“Memang kita disini hanya melakukan penyempurnaan saja, serta melakukan beberapa perbaikan. Karena untuk pemasangan beberapa alat sudah dilakukan di Bajarmasin, jadi kita tinggal mengecat, pemasangan Ac serta memperbaiki kekurangan yang lainnya,”ujarnya.


Sementara mengenai kesiapan sistem dan sumber  daya manusia (SDM) untuk menjalankan BTG. Fitryadi mengatakan bahwa sudah dilakukan persiapan dan akan mengambil beberapa tenaga dari luar.


“Untuk SDM nya   memang sudah siap, tapi masih kurang.  Untuk mengatasinya nanti kita akan mengambil beberapa tenanga SDM dari Banjarmasin atau dari luar yang memiliki keahlian untuk menjalankan alat tersebut (RTG red), karena untuk SDM nya disini perlu pelatihan lagi, ”pungkasnya. (ala)






Rabu, 25 Januari 2012

Lima Bulan Pasca Kebakaran Kios 10 Pintu


FOTO : HUSRIN A LATIF/KALTENG POS






PASRAH–Beberapa kios tetap berjualan dengan atap yang terbuka dan sebagaian menggunakan terpal.  

Lima Bulan Pasca Kebakaran Kios 10 Pintu
Demi Bertahan Hidup, Berjual dengan Atap Bocor  
Kebakaran sepuluh pintu yang terjadi pada kios di Jalan Usman Harun Sampit lima bulan lalu, tepatnya pada 18 September 2011 itu masih menyisakan puing-puing sisa kebakaran. Meskipun demikian beberapa pedagang tetap menjualkan dagangannya demi menopang kebutuhan keluarga.
=========================================================
HUSRIN A LATIF, Sampit
Kondisi kios sepuluh pintu yang merupakan tempat para pedagang menjualkan berbagai barang, mulai dari sembako sampai handphone tersebut masih menghawatirkan. Pasalnya pasca kebakaran lima bulan lalu itu beberapa pedagang tetap menjualkan dagangannya dengan kondisi atap dan pintu seadanya.  
Salah satu pedagang yang tetap bertahan dikios pasca kebakarakan itu adalah Haryanto (29), pria satu anak yang merupakan  penjual handphone (Hp) serta aksesorisnya itu, sejak lima bulan lalu tetap menjualkan barangannya demi  bertahan hidup meskipun kondisi dan keadaan tempat lokasi berjualan sudah tidak memungkinkan lagi.
Sementara Haryanto  mengaku, bahwa dia tetap memilih bertahan ditempat kios itu, karena tidak ada lagi pekerjaan lain selain berjualan. “Ya mas mau gimana lagi, kan dari dulu saya memang kerjanya jualan ini (handphone red). Jadi kalau pekerjaan sudah tidak ada lagi, makanya saya memilih lebih baik tinggal disini,” ujar Haryanto saat dibincagi Kalteng Pos, Kamis (26/1).
“Sejak kebakaran itu, saya dan pemilik kiso lainnya hanya mendapat bantuan dari kumpulan mahasiswa waktu itu sekitar Rp 1, 5 juta per kiosnya. Sedangkan untuk tenda dan alat masak saat itu ada bantuan dari Depertemen Sosial (Depsos),” ucap ayah yang memili satu anak ini.
Menurut, Haryanto setelah kebakaran itu untuk bantuan dari Pemerintah daerah masih belum ada karena yang ada hanya terpal dan alat masak tadi. Sedangkan kerugian yang dialaminya mencapai Rp 20-Rp 25 juta lebih.
“Nah, kalau masalah bantuan dari Pemda, dengar-dengar waktu itu sih ada tapi untuk bantuan perehapan sampai saat ini (kemarin red) masih belum ada. Dan kalau mengharapkan bantuan dari pemda kemungkinan masih lama, lebih baik bertahan aja dan tetap berjual barang seadannya untuk bertahan dulu,” ujar Haryanto.
“Setelah kebakaran itu juga, penjualan jadi menurun. Kalau dulu sebelum kebakaran sehari bisa dapat Rp 200 -Rp 300 ribu perharinya. Tapi kalau sekarang ya ampun susah sekali mas, sehari paling ada dapat Rp 50 ribu saja, itu pun hanya bisa untuk bertahan,” ucapnya.
Sedangkan selain omzet menurun, kondisi lain yang dicemaskan oleh Haryanto adalah ketika hujan. Karena kios yang tidak ada dindinghanya menggunakan terpal sekaligus menjadi atapnya tidak bisa bertahan lama, karena sudah bocor.
“Jadi saat hujan sudah gak bisa diceritakan lagi lah, air sudah pasti masuk kedalam dan dari atapnya juga sudah bocor, itukan hanya dituutp dengan terpal saja. Ya begitulah keadannya.” Jelas Haryanto. (*)

  

Selasa, 24 Januari 2012

Prestasi PMR SMPN 1 Menurun

SMPN 1 Gagal Pertahankan Juara Umum Lomba PMT VI 2012
 PALANGKA RAYA–Pada 2012, prestasi Palang Merah Remaja (PMR) yang merupakan salah satu ekskul dari SMPN 1 merosot, hal tersebut terbukti pada lomba Palang Merah Terbuka (PMT) VI yang digelar oleh MAN Model Palangka Raya pada 13-15 Januari lalu.
Dalam kegiatan itu PMR SMPN 1 yang merupakan juara umum dua tahun berturut-turut itu gagal mempertahankannya, karena hanya meraih juara umum dua, dengan demikian tropi bergilir PMT MAN Model  terpaksa harus direlakan jatuh kesekolah lain.
Pembina PMR SMPN 1 Erlin SPd mengatajan bahwa prestasi PMR disekolahnya memang menurun, hal tersebut disebabkan peminat yang masuk keskul tersebut didominasi oleh pelajar putri. “Kemungkinan yang menyebabkan prestasi PMR SMPN 1 menurun, kemungkinan disebabkan oleh peminat dari ekskul kegiatan itu (PMR red) hanya pelajar siswi.”ujar Erlin kepada Kalteng Pos, kemarin (24/1) di SMPN 1 Jalan Ais Nasution Palangka Raya.
“Kemudian penyebab lainnya kemungkinan peserta yang mengikuti perlombaan itu (PMT red) bagus-bagus, jadi sulit untuk bersaingnya. Oleh sebab itu, kedepannya saya berharap untuk ekskul ini bisa lebih meningkat lagi  seperti yang  dulu,”tambahnya.
Sementara Ketua PMR Meilinda Suryani menyatakan bahwa, persiapan sebelum mengikuti sudah disapkan jauh-jauh hari dengan menggelar latihan rutin setiap menggunya.
“Sebenarnya persiapan sudah matang, kemudian waktu mengikuti lomba hanya ada sedikit kendala. Tapi karena peserta dari sekolah lain sangat bagus jadi kita hanya bisa meraih ini aja,” ucap Meilinda yang didampingi bendahara PMR Isnawati kemarin.
Masih kata Meilinda bahwa, dengan hasil yang diraihnya masih belum cukup puas, karena target utamanya memang mempertahankan juara umum yang diraih tahun sebelumnya, dan harapannya kepada adik kelas untuk merebut kembali tropi bergilir dari Lomba PMT.
Sementara dalam lomba PMT, SMPN 1 hanya mengirim satu regu yang berganggotakan Susanti Rahayu kelas VIII-3, Syarah kelas VIII-3, Rahana Ismah VIII-3, Sri Wulan kelas VIII-4, Emiliasi Widiasari VII-6, Danela VII-6, Ria Metriana VII-3, Diana VII-1, Riski Amalia VII-1, Avia VII-1.  
Sedangkan jumlah piala yang diraig dalam perlombaan PMT adalah, meraih terbaik satu lomba Tenda, terbaik dua lomba Travelling, Terbaik satu lomba Tandu, serta menjadi regu terbaik. (ala)

Bawa Puisi Ciptaan WS Rendra

SMPK St Paulus Raih Juara Pertama Musikalisasi Puisi
PALANGKA RAYA–Pelajar SMPK St Paulus  kembali menorehkan prestasi yang membanggakan, kali ini melalui lomba musikalisasi puisi dalam rangka peringatan hari Bulan Bahasa yang digelar oleh Balai Bahasa Porvinsi Kalteng beberapa waktu lalu. Dalam perlombaan tersebut SMPK St Paulus yang mengirimkan tujuh pelajarnya berhasil menyabet juara pertama.  
Pada peringatan hari bulan bahasa memperlombakan berbagai macam kegiatan diantaranya, puisi, pidato serta musikalisasi puisi. Dalam kategori musikalisasi puisi SMPK St Paulus berhasil meraih juara pertama setelah membawakan puisi yang berjudul “Sajak Ibunda” karya WS Rendra.
Salah satu peserta musikalisasi Lehen Setiawan mengungkapkan bahwa, dalam perlombaan musikalisasi semua peserta harus bisa merubah sebuah puisi menjadi lagu setelah itu dinyanyikan dengan diiringi musik. “Dari sekolah kami (SMPK St Paulus) ada satu regu musikalisasi puisi yang berjumlah tujuh orang. Nah, dari tujuh orang ini mempunyai tugas masing-masing ada yang membaca puisi kemudian menyanyi serta bermain musik,”kata Lehen kepada Kalteng Pos, kemarin (24/1).
Ditambahkannya, bahwa perlombaan musikalisasi puisi merupakan lomba yang baru kali pertama diikutinya, jadi persiapan   untuk tampil masih belum tertalu matang, ditambah persaingan dari sekolah-sekolah lain sangat bagus.
“Ya memang persaingan sangat ketat,  tapi bersykurlah dan bangga yang pastinya, karena bisa meraih juara pertama,”kata Lehen yang merupakan pelajar kelas VIII-8 C SMPK St Paulus itu.
“Mendapat juara pertama, awalnya kami gak nyangka juga sih karena kan regu ini baru dibentuk, jadi waktu tampil merasa grogi aja dan benar-benar gak tahu kalau kami yang dapat juara. Padahal waktu tampil ada sedikit kesalahan sehingga kami disuruh mengulang lagi,”ungkapnya.
Sedangkan kelompok musikalisasi dari SMPK St Paulu beranggotakan Raul Borneo Dejaseda pelajar kelas IX-A sebagi pemain gitarnya, kemudian Clarisa Emanulla Berrnard pelajar kelas VIII-A sebagai pembaca puisinya. Setelah itu lima anggota lain memiliki tugas masing-masing.
Dari kelima anggota perannya ada menyanyi dengan membagikan menjadi tiga suara. Untuk suara Tenor dilakukan oleh Assa Moria Evanglianto pelajar kelas VIII-D dan Lehen Setiawan pelajar kelas VIII-C. Kemudian untuk suara Sopran dilakukan oleh Monica Claudia pelajar kelas VIII-B dan Natalia kelas VIII-B. Sedangkan untuk suara Alto dilakukan oleh Yunda Monica pelajar kelas VIII-B. (ala)