Tarian Mandau Kalimantan Tengah

Tarian Mandau Kalimantan Tengah
Tarian Mandau Kalimantan Tengah

Minggu, 08 April 2012

DESAIN PRODUK KERAJINAN KOTA BELUM MAMPU BERSAING


 PALANGKA RAYA – Walupun Kota Palangka Raya memiliki keunggulan membuat Kerajinan anyaman dan ukiran, ternyata belum mampu bersaing dengan produk dari daerah lain. Hal tersebut setelah Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) kota memasarkan produk kerajinan tersebut ke Denpasar Bali.


Kepala Disperindagkop Djuan menyatakan bahwa, baru selesai memasarkan produk anyaman dan ukiran asal Kota Palangka Raya ke Denpasar Bali beberapa waktu lalu, namun akhirnya produk asal Bumi Tambun Bungai tersebut belum mampu menyaingi produk dari luar Kalteng dan Indonesia.


“Waktu itu kita sudah membawa anyaman, ukir-ukiran selama disana kita pertemukan para pedagang di Bali maupun para pengrajin. Kita minta ada koreksi dari pihak pedagang yang ada disana, ternyata memang barang-barang kita kalau dari unsur seninya ya cukup bagus. Tapi ada koreksi yang perlu kita perbaiki, dan yang pertama adalah desainnya,” kada Djuan kepada Kalteng Pos belum lama ini.


Setelah hasil belum memuaskan dari Bali, diakui Djuan menjadi bahan evaluasi kedepannya untuk pengrajin yang ada di Kota Palangka Raya. Dan juga dari Disperindagkop sendiri.


“Ternyata setelah kita dipertemukan dengan pedagang pengrajin disana dan dari luar daerah, memang yang diutamakan adalah selera pasar, jadi bukan desain pengrajin kita. Jadi intinya pengrajin kita belajar untuk menyesuaikan dengan permintaan pasar. Nah, dari sini kedepannya kita akan melakukan pembinaan lagi, supaya dapat menyesuaikan dengan apaya yang kita dapatkan di Denpasar Bali beberapa waktu lalu itu,” ujar Djuan.


Selain desain belum mampu bersaing dengan desain produk dari daerah lain, harga barang - barang produk Kota Palangka Raya juga menjadi alasannya. “Menurut mereka, barang-barang kita itu terlampau tinggi harganya, desainnya belum menenuhi harapan mereka. Oleh sebab itu ini tetap kita lakukan, komunikasi dan pembinaan terhadap pengrajin kita. Kemudian bagaimana kita memadukan selera pasar sana dengan motif-motif yang kita miliki, ” ungkapnya.


Ditambahkan Djuan, kedepannya juga akan melakukan evaluasi bagaimana harga produktif dan berapa biaya pruduksi yang dikeluarkan.


“Karena dalam penetapan harga ini terlampau tinggi, sehingga konsumen lebih memilih produk jenis yang lain dari daerah lain. Kita perlu hitung juga biaya produksi dan keuntungnya. Kemudian kita cermatai supaya harga jual kta punya daya saing. Dan waktu itu produk-produk dari Kalsel, Cirebon dan Jawa lebih banyak peminatnya, karena kelihatannya desain mereka telah memenuhi selera pasar,” ujarnya. (ala)



1 komentar:

  1. wartawan Kalteng Pos ya bos, dalam beritanya masih nyangkut tuh "kalteng pos" nya,hehe... salam kenal en jangan lupa kunjungi juga blog ku yah.thanx...
    http://penafitriya.blogspot.com/

    BalasHapus